Pages

SUATU RINGKASAN MENGENAI PERIODISASI PEREKONOMIAN INDONESIA DALAM ERA KOLONIAL

Perekonomian Indonesian pada Era Kolonial lebih berorientasikan kepada Pertanian terutama dalam hal pengolahan rempah – rempah dan industri perkebunan. Pada mulanya, bangsa Indonesia memang terkenal akan hasil bumi nya. Akan tetapi, kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membuat hasil bumi bangsa Indonesia lebih terkenal di dunia. Pada masa pendudukan Belanda dengan kongsi dagangnya yang disebut VOC yang dibentuk pada tahun 1602, hasil bumi indonesia pun di monopoli olehnya, dengan hak istimewa yang mereka miliki, mereka mampu menguasai pangsa produksi Hasil bumi dengan mudah. Akan tetapi, masa emas VOC berakhir dengan kehancuran, banyak terjadi korupsi, nepotisme, dan hilangnya hak – hak istimewa yang mereka miliki dalam memonopoli perdagangan sehingga VOC terpaksa dibubarkan dan tanah jajahan diserahkan kepada kerajaan.
Setelah masa kekuasaan VOC berakhir, dijalankanlah sistem perekonomian yang baru dibawah pemerintahan kerajaan inggris yaitu dengan sistem pajak tanah, dari sanalah rakyat indonesia mulai mengenal uang secara rill sebagai alat tukar. Akan tetapi, masa pemerintahan Inggris pun berakhir dan pemerintah hindia belanda pun kembali menduduki. Sistem pajak tanah yang pernah di terapkan pemerintahan Inggris pun di ganti oleh sistem tanam paksa yang diterapkan guna menutupi kekosongan kas negara. Dari tanam paksa itulah, Belanda menjadi produsen penting di pasar dunia. Akan tetapi, sistem tanam paksa banyak menuai kontroversi dikalangan tokoh belanda hingga berakhir lah sistem tanam paksa pada tahun 1870.
Pada masa setelah tanam paksa ditiadakan, sistem perekonomian pun kembali di rombak yaitu dengan sistem kapitalisme karena adanaya suatu desakan dari kaum liberal. Sistem kapitalisme membuat perkebunan pemerintah di swastanisasi yang kemudian dijadikan ajang investasi bagi para investor asing. Para pribumi lebih banyak menjadi pekerja perkebunan dan dari sanalah perekonomian mulai tumbuh sehingga tercermin pula dari banyak warga pribumi yang naik haji. Selain itu, pada masa tersebut, produksi perkebunan pribumi di pasar dunia menjadi komoditas berkualitas baik terutama gula dan tembakau Deli. Gula yang produksinya 3 juta ton/tahun menjadi sebuah primadona dan sedang mencapai jaman keemasannya sehingga mencapai peringkat kedua pengekspor gula dunia . Tembakau Deli yang menjadi tembakau terbaik di pasar lelang jerman tak kalah unggulnya dengan gula. Industri yang menopang kebutuhan hidup pun banyak bermunculan. Akan tetapi warga pribumi hanya menikmati 0.54% dari pendapatan nasional dan sisanya dinikmati Belanda dan warga pendatang lainnya.
Pada masa itu, pemerintahan Hindia-Belanda melakukan suatu Politik Etis kepada pribumi yang diantaranya Irigasi, Edukasi ,dan Transmigasi sehingga pada masa itu berbagai kegiatan penyuluhan pertanian, kesehatan dan kegiatan lainnya. Bank Perkreditan pun banyak bermunculan untuk keperluan permodalan rakyat.. Akan tetapi, semua itu hanya digunakan untuk menunjang politik pendudukan mereka di Indonesia sehingga politik etis yang mereka canangkan bagi warga pribumi akhirnya bermuara pada kepentingan Belanda juga.

0 komentar: